Siang itu, ibu secara dadakan mengajak saya pergi ke Taman Bunga Indah Sindangsari. Katanya taman bunga ini baru saja dibuka. Masih kata ibu, letaknya tidak jauh dari lapang katel. Sebuah lapang bola yang cukup fenomenal bagi anak-anak SSB (Sekolah Sepak Bola) di sekitar Majalaya. Berhubung saat itu memang tidak ada kegiatan, saya pun mengiyakannya.
Berangkatlah saya ke sana dengan dua motor, saya, ibu, ayah dan adik. Dari Majalaya melaju ke arah jalan raya Talun, belok ke Jalan Panggilingan, kontur jalan mulai menanjak, melewati Kampung Pasir Angin, terus mengikuti jalan ini sampai menemukan perempatan Sudi. Dari sana barulah belok kiri menuju jalan tanah dan batu. Namun tenang jalan tanahnya pendek sekitar 500 meter saja, setelah itu bakal segera menemui jalan beton.
Jika sudah menemui jalan tersebut, bakal terlihat pagar bambu menjulang dan sebuah monumen bambu. Itu adalah Taman Bunga Indah Sindangsari yang ibu maksud. Taman yang menjadi satu destinasi wisata yang berada di jalan Pakacangan Desa Sindangsari Kecamatan Paseh Kabupaten Bandung.
Kami pun segera masuk dan memarkirkan kendaraan. Saat itu masih belum banyak pengunjung. Karena memang kami datang ketika matahari lagi panas-panasnya. Untuk masuk ke taman bunga dikenakan karcis, sepuluh ribu untuk dewasa dan lima ribu untuk anak-anak.
Memasuki area taman, saya disuguhi sejumlah hiasan bambu warna-warni. Terlihat juga spot-spot foto instagrameble. Area taman ini berada di lembah sehingga memiliki kontur turun naik. Kami pun berkeliling sambil melihat-lihat. Situasinya taman ini tergolong kering jika dikategorikan dalam wisata taman bunga. Lantaran varian-varian bunga ada belum beragam dan ada beberapa yang terlihat kekeringan. Kemudian belum ada pohon besar sebagai peneduh.
Baca juga: Berbagi Kecerian Bersama Open Trip
Kami pun memutuskan untuk bertunduh di sebuah gubuk yang tersedia. Saat itu ada 6-7 gubuk yang tersedia beserta tiga warung. Jadi jangan takut kelaparan yang penting sediakan uang aja, apalagi kalau bawa anak-anak. Jajanan pun tergolong murah meriah di warung yang saya singgahi paling mahal jatuh ke makanan bernama mie paket lengkap dengan harga sepuluh ribu. Worth it banget deh.
Menurut penjaga karcis, Taman Bunga Indah Sindangsari ini memang baru saja buka. Sehingga beberapa fasilitas masih dibangun dan terus ditambah. Hal itu memang benar adanya, ketika saya di sana ada seorang tukang yang tengah membuat satu bangunan dari bambu. Selain itu ia bercerita bahwa di sini agak susah air jika masuk musim kemarau. Karena air harus gantian dengan yang lain. Sehingga tak heran bila saat itu ada beberapa tanaman yang mengering.
Melihat fasilitas yang tersedia saat ini, saya beranggapan bahwa dengan harga karcis sepuluh ribu dirasa cukup mahal. Karena dalam bayangan saya tempat wisata kaya gini menjual kesan dan pesan. Kesan yang bikin ingin balik lagi, lagi dan lagi serta pesan untuk menyampaikan bahwa tempat tersebut harus dikunjungi para pelancong.
Artikel Populer: Museum Gedung Sate, Museum yang Kekinian
Saya juga menyarankan untuk menambah spot jual beli tanaman hias atau bunga. Selain menambah asri tentu bisa jadi pemasukan dan menggerakan ekonomi setempat terutama mereka yang bergelut di bidang tanaman hias.
Saya pun berharap di kunjungan berikutnya, yang entah kapan. Taman Bunga Indah Sindangsari dapat memenuhi ekpestasi saya mengenai wisata taman bunga. Sejauh mata memandang hanya ada hijau hijau dan hijau yang diselipkan warna—warni bunga. Setelah ini kabarnya ibu mau mengajak kami mengunjungi taman bunga berikutnya yang ada di daerah Cijapati, kabarnya di sana ada kincir-kincir raksasa.
Kalau dilihat dari foto pertama kelihatan gersang gitu gak sih? Saya tipe manusia yang menjadikan kamar sebagai markas, jaraaaang banget main keluar, sampai mak saya suka ngeluh. Paling mentok main keluar kayak gini pas lebaran doang itupun saya ikut karena malas dibilang nggak bersosial dan segan juga sama sepupu yang lain yang sudah jauh2 datang dari Jakarta.Kalau suntuk banget itu paling doyan main layangan ke pantai yang jaraknya setengah jam-an dari rumah, ato pergi kerumah teman yang kebetulan di belakang rumahnya ada air terjun, atau main ke danau, duduk-duduk di dermaga.Hal itu tidak pernah membuat saya bosan, mungkin karena gratis kali ya haha.
Iya masih gersang, karena pasokan air lagi kurang. Maklum musim kemarau. Sebenarnya saya tipe anak rumahan juga, jalan² keluar tuh kalo lagi pengen dan udah bosen di rumah aja. Tempat mainnya pun cari yang tidak terlalu ramai, karena saya kurang nyaman dengan keramaian. Wah asyik itu deket ke pantai, danau. Iya gratis emang bikib seneng.
Walaupun sudah dibuka, ternyata masih terdapat pengembangan ya. Jadi masih belum sempurna tampilannya. Tapi semoga nanti jadi semakin bagus, asri dan rindang tamannya.
Kudu manggil Hokage pertama biar rada hijau dan jadi teduh. Kalau di sini mah cuma ada Bukit Bunga Kopo, seger lumayan banyak kembang kompleks.
Betul sekali, masih dalam tahap pengembangan. Semoga saja mas, amiin
Lamun teu hokage bisa manggil baturan Shuichi nu bisa numbuhkeun tanaman tea, poho deui ngaranna teh. Duh itu yang paling menyegarkan, saya selalu mengharapkannya.
Saya awal baca Anyar tak sangka Anyer… hahahBagus nih.. Kalau udh rindang mantep kayanya. Soalnya dari foto sih konsepnya instagrammable yah..
Nampaknya anda butuh liburan bro, wkwk.Iya kalau dah rindang cocok dipake merenung dan menulis atau mengisi feed instagram.
Hai hai Kak… Harusnya sih menarik ya kalau nggak kering. Mungkin perlu pembenahan dulu sebelum launching baru dibuka.Soalnya kalau bagus pasti rame yang datang. Seenggaknya pengunjung nggak kecewa. Selain itu taman juga rame dan bisa dapat uang yang cukup untuk langkah selanjutnya.
Hai juga kak. kak saya harap akan ada pembenahan biar yang datang ke sana ga kecewa. Jadi bakal datang lagi dan lagi.Betul kalau nanti rame bisa jadi pemasukan jangan lupa buat biaya perawatan.