3 Jenis Huruf Jepang: Kanji, Hiragana dan Katakana

Bahasa tulis dari Negeri Sakura terdiri dari tiga kombinasi jenis karakter atau huruf Jepang. Yaitu, Kanji, Hiragana dan Katakana.

Kopi Bandung merangkumnya bagi para penyesap Kopi Bandung yang sedang atau ingin belajar bahasa Jepang.

1. Kanji (漢字)

Kanji datang ke Jepang dari Cina pada abad ke-5 melalui semenanjung Korea. Istilah “kanji” secara harfiah berarti “huruf Han” alias “huruf Cina”. Oleh karena itu, secara bentuk dan goresan, Kanji Jepang sama persis dengan Kanji Cina.

Kanji Jepang yang diadaptasi dari Cina ini melahirkan dua cara dalam melafalkannya, yaitu cara baca Cina yang disebut Onyomi dan cara baca Jepang yang disebut Kunyomi. Setiap kanji hampir selalu mempunyai dua cara membaca tersebut.

Kanji adalah ideogram. Setiap karakter kanji memiliki maknanya sendiri dan bisa dilafalkan menjadi kata. Dengan menggabungkan kanji yang satu dengan kanji yang lain, dapat menciptakan lebih banyak kata dan makna.

Sebagai contoh:

Kanji 電 (bermakna listrik) digabungkan dengan kanji 車 (kendaraan). Maka terciptalah kanji 電車 (dibaca densha yang berarti kereta listrik).

Kanji dasar n5 jlpt bahasa jepang
Foto: ValiantJLS

Total keseluruhan kanji Jepang berjumlah sekitar 10.000. Jika ingin bisa membaca koran Jepang, harus menguasai 2000-3000. Secara resmi dinyatakan bahwa terdapat 2136 kanji yang digunakan sehari-hari.

Orang Jepang sendiri dengan tingkat edukasi normal, rata-rata mengetahui sekitar 3000 kanji. Dari hal tersebut, diperkirakan terdapat 4000 kanji yang digunakan dalam literatur Jepang.

Sebelum perkenalannya dengan huruf Cina, Jepang belum mempunyai sistem tulis menulis. Saat mengadopsinya dari Cina, Jepang tidak hanya menggunakan pelafalan aslinya saja, tetapi juga menggabungkannya dengan kata dan pelafalan Jepang.

Kanji digunakan untuk menuliskan kata benda, kata sifat, kata keterangan dan kata kerja. Tidak seperti dalam bahasa Cina, Jepang tidak menuliskan semua kata dalam kanji.

Saat digunakan untuk menuliskan kata kerja dan kata sifat, kanji digabungkan dengan hiragana. Pada umumnya, kalimat dalam bahasa Jepang mengandung kanji dan hiragana.

2. Hiragana (平仮名)

Hiragana adalah alfabet fonetik yang dikembangkan pada abad ke-9 dengan tujuan untuk menyederhanakan penulisan. Hiragana dibuat dari turunan kanji yang lebih rumit. Setiap hiragana mewakili satu suku kata.

Hiragana digunakan untuk menuliskan kata-kata yang asli berasal dari Jepang. Selain itu, Fungsi utama dari Hiragana adalah untuk membentuk struktur gramatikal dalam kalimat. Hiragana digunakan untuk menuliskan partikel, konjungsi, kata keterangan, diimbuhkan pada kata kerja, dan elemen gramatikal lainnya. Sering ditemukan hiragana ditulis mengikuti kanji untuk membentuk sebuah kata dengan makna yang menjadi berbeda.

Terdapat 46 huruf hiragana. Setiap huruf mempunyai pelafalannya sendiri.

tabel hiragana huruf hiragana jepang chart
Foto: Sekai Kokeshi

3. Katakana (片仮名)

Tidak jauh berbeda dengan hiragana, katakana juga merupakan alfabet fonetik berjumlah 46 karakter.

Katakana digunakan untuk menuliskan kata serapan dari bahasa asing (luar Jepang).

Huruf Jepang ini terkadang juga digunakan sebagai pengganti hiragana dengan tujuan “penekanan”.

Sama seperti hiragana, katakana dibuat sebagai penyederhanaan dari kanji yang lebih kompleks.

tabel katakana chart huruf katakana jepang daftar katakana
Foto: Tofugu

Menulis Menggunakan Huruf Jepang

Bukan tidak boleh menuliskan apapun dengan hanya menggunakan huruf hiragana atau katakana saja, tetapi hal tersebut justru membuat tidak praktis.

Bisa jadi apa yang dituliskan menjadi beda pemaknaan oleh yang membacanya, karena banyak kata-kata dalam bahasa Jepang yang memiliki pelafalan yang sama namun berbeda maknanya. Karena inilah kanji diperlukan.

Baik hiragana, katakana maupun kanji dituliskan dengan ukuran yang sama. Tidak ada spasi yang memisahkan kata per kata. Salah satu hal yang cukup memusingkan untuk kebanyakan orang asing yang baru belajar bahasa Jepang.

Ada dua jenis gaya dalam penulisan menggunakan huruf Jepang. Tulisan horizontal (yokogaki) dan tulisan vertikal (tetegaki).

tulisan jepang horizontal vertikal kanji hiragana katakana buku bahasa jepang
Foto: Japanese with Anime

Tulisan horizontal (yokogaki) dimulai dari kiri ke kanan, seperti gaya penulisan pada umumnya. Sedangkan tulisan vertikal (tategaki) dimulai dari kanan atas dan berakhir di kiri bawah.  

Buku-buku berbahasa Jepang yang dicetak dengan gaya penulisan tradisional secara vertikal, dibuka seperti kita membuka Al-Quran. Halaman dibuka dari kiri ke kanan. Begitupun sebaliknya dengan buku-buku bergaya penulisan horizontal yang dibuka dari kanan ke kiri.

Tiga jenis karakter huruf dalam bahasa Jepang ini mesti dikuasai oleh pembelajar asing yang sedang mempelajari bahasa Jepang. Biasanya urutan pembelajaran dimulai dari hiragana, kemudian katakana, lalu mempelajari kanji.

Banyak banget ya hurufnya? Apalagi kanji yang ribuan. Ngapalinnya gimana?

Tips dari saya, tak ada rumus untuk menghapal semuanya. Apalagi kanji.Semua mesti sering dilihat, kemudian dituliskan berulang-ulang sampai hapal, kalau perlu sampai tengah malam suntuk.

Biar gak ngantuk ngapalin kanji sampai tengah malam. Alangkah baiknya jika ditemani secangkir kopi dari Kopi Bandung. Kantuk hilang kanji hapal, mudah-mudahan! Ganbatte!


Referensi:

Share your love
Padma Ayu
Padma Ayu

Perakit kata dan perajut makna.

Articles: 7

Leave a Reply