Di era Reformasi ini kebebasan mengeluarkan pendapat menjadi hak setiap warga negara. Salah satu bentuk menyampaikan pendapat/aspirasi adalah dengan berunjuk rasa di ruang publik. Hampir semua kalangan pernah berunjuk rasa demi menyampaikan pendapatnya yang bertentangan dengan Pemerintah/Instansi terkait. Dari warga sipil hingga Mahasiswa pun turun ke jalan demi pendapatnya di dengar oleh Pemerintah atau Instansi terkait.
Namun apa jadinya bila unjuk rasa yang harusnya berlangsung damai berakhir ricuh dengan aparat kepolisian . Padahal kericuhan itu berlangsung dengan bangsanya sendiri bukan penjajah seperti jaman dulu, tapi hanya karena berbeda pendapat kenapa harus sampai menggunakan kekerasan.
Lihatlah sekarang sedang ramai-ramainya Mahasiswa berunjuk rasa menolak kenaikan BBM. Memang sebagian Mahasiswa melangsungkan aksi unjuk rasa dengan damai sebanding dengan Pendidikannya yang mempunyai daya intelektual tinggi . Ane respect dengan Mahasiswa yang berunjuk rasa dengan Peace n Love kaya gini. Sehingga warga sekitar atau pun warga yang melewati jalan yang sedang digunakan untuk unjuk rasa tetap merasa aman.
Tapi lain cerita yang ngakunya Mahasiswa tapi berunjuk rasa sampai ricuh segala. Padahal mereka itu menjadi Mahasiswa yang bisa diharapkan memberikan solusi – solusi bagi permasalahan di negeri ini buka dengan cara kericuhan yang merasakan warga sekitar. Ngakunya berunjuk rasa demi membela warga yang susah tapi malah merusak fasilitas warga dan meresahkan warga. Dan terkadang juga malah warga yang jadi korban kericuhan itu.
Ane setuju-setuju aja melakukan aksi unjuk rasa tapi harus damai, ga ada gunanya ricuh-ricuhan segala, sekarang bukan jamannya lagi. Sekarang jamannya itu berlomba mencari alternative lain tanpa harus menggunakan kekerasan. Masih banyak cara lain yang lebih bijak untuk menyelesaikan masalah. Gunakan lebih banyak Otak daripada Otot Bung.
Salam Damai Untuk Bangsa Ini