Perkembangan pusat perniagaan di Kota Bandung dan sekitarnya terasa melaju lebih pesat. Hampir setiap tahun saya bisa melihat mal-mal baru mulai tegak berdiri. Tanah yang dulunya lahan kosong atau bangunan tak terurus disulap menjadi sebuah pusat perbelanjaan.
Lantas semakin menjamurnya mal tak membuat saya jadi lebih bahagia. Entah karena saya dilahirkan di pinggiran Kota Bandung yang saat itu masih minim mal. Hingga menjadikan sebuah mal tempat yang masih asing bagi saya. Kunjungan ke mal hanya saya lakukan ketika ada film baru di bioskop, itu pun masih bisa dihitung dengan jari.
Belum lama ini hadir pusat perbelanjaan yang dibangun oleh pengusaha Chairil Tanjung si anak singkong. Yakni Transmart Carrefour. Pembukaan Transmart Carrefour bisa dibilang sangat meriah. Jalan terusan Buah-batu Bojongsoang yang biasa macet, saat itu juga bertambah macet ketika pembukaan Transmart Carrefour.
Lantas kemeriahan pembukaan Transmart Carrefour saat itu tak menggerakan langkah kaki saya untuk pergi ke sana. Padahal jelas ketika pembukaan tersebut mal ini digadang-gadang akan menjadi pusat perbelanjaan yang lengkap. Dan menawarkan banyak potongan harga besar-besaran. Mungkin saja kelengkapannya akan mengalahkan mal-mal yang lebih dulu ada di Kota Bandung.
Menyibak Transmart Carrefour
Berselang lima bulan setelah pembukaan Transmart Carrefour saya dan seorang kawan baru berkesempatan menginjaki kaki di tempat ini. Ekspetasi tinggi sempat menghampiri ketika masuk ke tempat ini. Wajar saja karena parkiran yang begitu luas menjadi pemandangan pertama yang kami lihat ketika masuk untuk memarkirkan sepeda motor. “Ini tempat udah kayak pabrik ya?” tanya saya kepada kawan.
Mungkin saja dalamnya lebih luas dan megah.
Bagi saya, ini adalah pengalaman pertama mengunjungi Transmart Carrefour. Sebelumnya, saya sempat melewati Transmart Carrefour yang berada di daerah Cimahi saat hendak menuju Padalarang. Memang, sepenglihatan saya, Transmart Carrefour yang berada di Cimahi juga menawarkan parkiran yang luas. Apakah ini menjadi daya tawar pertama dari pihak Transmart Carrefour?
Transmart Carrefour bukan saja menjadi tempat berbelanja tapi menjadi alternatif untuk bermain bagi generasi Z. Pusat perbelanjaan dengan 4 lantai ini menyediakan beberapa kebutuhan masyarakat. Lantai dasar menjadi area restoran yang menyajikan berbagai makanan.
Di lantai pertama menjadi tempat semua kebutuhan pokok dan beberapa barang elektronik tersedia disini. Kemudian di lantai tiga menjadi tempat para konsumen untuk memenuhi kebutuhan fashion. Dan di lantai paling atas menjadi arena bermain, dan menjadi tempat paling favorit bagi anak-anak.
Tak memakan waktu lama untuk memutari seluruh sudut Transmart Carrefour Bojong Soang. Walaupun parkirannya cukup luas nyatanya area bangunan di dalamnya tak lebih luas dari parkirannya. Di area dalam kami rasa masih banyak area kosong yang kurang dimaksimalkan oleh pihak pengelola. Setelah puas berkeliling, kami memutuskan untuk mencari makan diluar saja karena di area makanan Transmart tak tersedia area untuk membakar tembakau.
Hingga kami berjalan-jalan di depan yang ternyata cukup banyak penjaja makanan yang membuka usaha. Pandangan kami langsung tertuju ke sebuah warteg, yang kebetulan rekan saya pengen makan yang berat-berat.
“Dulunya lahan yang dipakai oleh pihak Transmart Carrefour Bojongsoang ini merupakan sawah yang luas,” begitu yang dibilang oleh penjaga warteg yang berlokasi tak jauh dari Transmart Carrefour Bojongsoang, saat saya berbincang-bincang dengannya sambil ngopi.
Mengambil contoh beberapa titik lokasi yang menjadi tempat berdirinya Transmart Carrefour ini, ada kecenderungan jika management dari pihak PT Trans Retail Indonesia yang menaungi Transmart Carrefour tersebut memang mengincar lokasi-lokasi yang tidak terlalu padat. Seperti menghindari lokasi tengah kota, ini bisa dilihat dari beberapa lokasi Transmart Carrefour yang ada di wilayah Bandung Raya: Transmart Carrefour Cibiru, Transmart Carrefour Cimahi, dan Transmart Carrefour Bojongsoang.
Memang perlu informasi pasti mengenai hal ini, lebih tepat jika langsung menanyakan kepada pihak managementnya. Namun saat mengunjungi tempat ini kemarin, saya tidak menemukan orang yang bisa saya tanyai. Lagi pula kedatangan saya di saat weekday membuat tempat ini tidak terlalu ramai.
Selain penempatan lokasi, konsumen yang “diincar” juga saya rasa berbeda dengan retail yang berada di tengah kota. Mungkin ini juga termasuk ke dalam strategi bisnis dari pihak Transmart Carrefour. Mereka ingin “merangkul” warga pesisir, bahwa tempat belanja dan juga bermain bisa dinikmati tanpa harus pergi ke tengah kota.
Keberadaan Transmart Carrefour di kawasan Bojongsoang ini juga boleh jadi merupakan pemicu pedagang-pedagang kecil di sekitar jalan raya Bojongsoang. Tak hanya para pedagang yang berada di depan SDN Cipagalo, yang sepertinya memang sudah cukup lama berjualan di daerah situ, tapi di sepanjang trotoar juga marak para pedagang lainnya seperti penjual kopi, mie ayam, warung-warung kecil dan masih banyak lagi.
Bahkan warteg tempat saya ngopi dan berbincang tadi merupakan warteg yang baru buka sekitar satu bulan. Warteg tersebut merupakan cabang dari warteg utama yang berada di daerah Tegallega. Ditambah saat saya berada di warteg itu, beberapa karyawan berseragam yang menunjukkan bahwa mereka adalah orang-orang yang bekerja di Transmart Carrefour sedang menikmati makan sambil ngobrol dengan teman-temannya.
Warteg tempat saya ngopi itu seolah mencium pangsa pasar yang ditimbulkan oleh keberadaan Transmart Carrefour, yakni para karyawan yang mencari makan di jam-jam istirahat. Maka bisa dibilang keberadaan Transmart Carrefour di Bojong soang telah memicu para usaha kecil untuk membuka usaha dan menjadi garda terdepan bagi ketahanan pangan para pekerja Transmart Carrefour.