WFH: Sejarah, Tantangan, hingga Peluang dalam Dunia Kerja Modern

Remote job atau kita kenal juga dengan work from home (WFH), sekarang sudah banyak diterapkan para pekerja di Indonesia. Kamu mungkin salah satunya yang juga terbiasa dengan work from home ini.

WFH merupakan konsep bekerja yang memungkinkan seseorang menjalankan pekerjaannya dari lokasi selain di kantor. Umumnya sih dari rumah. Namun kini, sudah banyak pula yang menjalankan pekerjaannya dari kafe, sehingga ada pula istilah work from cafe (WFC).

Melansir laman Forbes, model bekerja seperti WFH ini sebenarnya telah ada sejak hampir tiga dekade yang lalu. Istilah ini populer sejak tahun 1970-an, berawal dari konsep “telecommuting” yang diperkenalkan oleh Jack Nilles. Konsep ini memberikan fleksibilitas bagi pekerja untuk bekerja dari mana saja asalkan terhubung dengan teknologi komunikasi.

Akan tetapi hal ini semakin populer dan dinormalisasikan karena adanya pandemi Covid-19 di tahun 2020. 

Ketika pandemi Covid-19 melanda hampir seluruh dunia, memaksa berbagai perusahaan untuk menyesuaikan operasional mereka. Sebuah data yang dikeluarkan oleh American Community Survey (ACS) yang dirilis oleh US Cencus Bureu pada tahun 2021, menyebutkan bahwa sekitar 17,9% penduduk Amerika Serikat mengadopsi lingkungan WFH semenjak pandemi Covid-19. Jumlah tersebut tentunya dapat semakin meningkat hingga tahun 2024 ini.

Awalnya WFH ditujukkan guna menekan penyebaran virus Corona. Namun, seiring dengan berjalannya waktu, WFH bukan cuma sebagai alternatif darurat saja. Bahkan sekarang menjadi salah satu model kerja yang banyak diadopsi oleh berbagai perusahaan dan organisasi.

WFC Menjadi Gaya Hidup karena Alasan Fleksibilitas

laptop beautiful girl yellow sweater sofa relaxing

Sebagaimana diketahui, salah satu keuntungan adanya model kerja WFH ini adalah fleksibilitas waktu. Para pekerja dapat mengatur waktu kegiatannya sesuai dengan ritme dan kebutuhannya. 

Terlebih, buat kamu-kamu yang terbiasa punya jam tidur yang lebih larut, atau yang lebih produktif di malam hari. Dengan adanya WFH ini dapat memberikan kebebasan buat memaksimalkan energi di waktu tersebut.

Belum lagi dengan adanya WFH, dapat menghemat waktu dan energi yang dapat terkuras habis apabila harus setiap hari menempuh perjalanan ke kantor. Suka dengar kan istilah “keburu mati di jalan”? Nah, dengan adanya porsi WFH, kamu jadi bisa menyeimbangkan energi kamu karena terlalu lama menghabiskan waktu di jalan.

Buat yang sudah berkeluarga, tentu WFH juga menjadi sebuah solusi agar bisa tetap dekat dengan pasangan, anak-anak, maupun orang tua. Orang tua yang bekerja dari rumah dapat lebih banyak menghabiskan waktu dengan anak-anak, mendampingi mereka belajar, atau sekadar menikmati waktu berkualitas bersama. 

Dalam sebuah studi dari Stanford University, karyawan yang menjalani WFH juga disebut  memiliki peningkatan kinerja sebesar 13% dibandingkan dengan rekan kerja mereka yang bekerja secara terus menerus di kantor.

Tantangan WFH dan Cara Agar Tetap Produktif

blogging laptop low value content google adsense

Meskipun terbilang fleksibel, namun WFH juga menuntut kemampuan kamu dalam mengatur mengatur waktu yang baik agar pekerjaan tetap terselesaikan dengan optimal.

Siapa bilang, WFH itu lebih banyak enaknya? Tentu saja tantangannya pun tetap ada! Bekerja di rumah justru akan terdapat banyak distraksi. Mulai dari suara televisi, lingkungan rumah yang tidak kondusif, hingga pembagian dengan tugas rumah tangga. 

Nah, apalagi buat ibu-ibu yang sudah memiliki buah hati. Menjalani WFH sambil mengurus si kecil, tentulah bukanlah hal yang mudah. Kalau enggak bisa membagi waktu dan konsentrasi secara baik, WFH ini enggak dapat berjalan dengan maksimal.

Maka dari itu, penting untuk kamu menciptakan ruang kerja yang nyaman dan mendukung produktivitas.

Selain itu, kurangnya interaksi langsung dengan rekan kerja dapat menimbulkan rasa kesepian. Meeting online melalui Zoom atau Google Meet memang membantu, tetapi tidak bisa sepenuhnya menggantikan dinamika kerja di kantor yang melibatkan tatap muka. Untuk mengatasi hal ini, penting bagi pekerja WFH untuk tetap menjaga komunikasi secara rutin dengan tim.

WFH juga membawa dampak besar pada gaya hidup atau lifestyle. Dengan lebih banyak waktu di rumah, banyak orang mulai memperhatikan hal-hal yang sebelumnya sering terabaikan, seperti pola makan, olahraga, atau bahkan mendekorasi ulang rumah agar lebih nyaman. Tren ini mendorong munculnya berbagai kebiasaan baru, seperti memasak makanan sehat, berkebun, atau berolahraga di rumah dengan panduan aplikasi atau video online.

Akan tetapi perlu diingat, kalau WFH juga bisa membuat batas antara pekerjaan dan kehidupan pribadi menjadi bias. Banyak orang merasa sulit untuk benar-benar “berhenti bekerja” karena ketika di rumah pun tetap dalam “setting” bekerja. Oleh karena itu, menetapkan batas waktu kerja yang tegas menjadi langkah penting untuk menjaga keseimbangan hidup.

Proyeksi Tren WFH ke Depan

Kini, sudah semakin banyak perusahaan maupun organisasi yang mengadopsi model remote work ini. Di mana karyawan dapat bekerja dari rumah dan kantor secara bergantian. Model tersebut menawarkan keseimbangan antara fleksibilitas WFH dan interaksi sosial di tempat kerja. Selain itu, teknologi yang terus berkembang juga memungkinkan pengalaman kerja jarak jauh yang semakin efisien.

WFH sekarang bukan cuma hanya sekadar tren, melainkan sebuah revolusi dalam dunia kerja yang membawa dampak besar pada gaya hidup modern. Dengan memahami kelebihan dan tantangannya, kita dapat memanfaatkan WFH untuk menciptakan kehidupan yang lebih seimbang dan produktif.

Gimana nih kalau kamu tim WFH atau work from office (WFO)?

Share your love
Anggun Putri
Anggun Putri

Editor, public relation, content writer, and storyteller. Gemar ngopi dan jalan kaki.

Articles: 2