Lengsernya Pangeran Roma



Menjelang akhir musim Serie A, beredar kabar mengejutkan dari AS Roma. Bukan tentang gagalnya AS Roma meraih scudetto di musim ini. Tapi suatu hal yang lebih besar bagi Romanisti khususnya dan warga Italia pada umumnya, yakni lengsernya Pangeran Roma bernama Francesco Totti.
Jangan pura-pura ga tau siapa itu mas Totti. Totti salah satu pemain AS Roma yang paling Roma banget diantara pemain lainnya. Telah dicurahkan semua tenaga dan jiwa beliau untuk tim ini. Kalian boleh sebut saja dengan loyalitas tanpa batas.
Totti sangat setia pada satu tim saja sama seperti aku setia padamu.Tak pernah tergoda dengan harta benda melimpah yang ditawarkan tim tim elit Eropa untuk memboyongnya ataupun tergoda dengan Raisa atau Isyana. Karena ia telah menemukan rumah yang sebenar-benarnya rumah di AS Roma.
Jika ingat Totti selalu ingat sepakkan kerasnya yang seperti tembakan macan Hyuga menjebol gawang Wakabayashi. Gaya bermainnya yang cerdas didukung dengan umpan-umpan matang yang akan memanjakan striker untuk mencetak gol. Belum lagi kepemimpinannya di lapangan sangat berkharisma. Totti layak disebut Maestro sepak bola.   
Maka tak heran jika para Romanisti sangat menjungjung tinggi dan mencintai Totti sepenuh hati. Dia yang selalu menjadi panutan pemain muda maupun rekan-rekan setimnya. Karena di hati Romanisti kau tak akan terganti. 
Menginjak usianya yang ke 40 tahun memang pensiun adalah langkah bijaksana. Mengingat stamina dan ketahanan tubuh tak mungkin lagi bersaing dengan para pemain berdarah muda. Buktinya di musim ini Totti harus lebih sering memanaskan  kompor bangku cadangan dan bolak balik meja operasi.
Apalagi anak-anak seangkatan Totti sudah tak lagi beredar di Italia sebagai pemain. Sebut saja Del Piero sudah lama hijrah ke tim di Australia yang levelpermainannya lebih slow. Belum lagi Montella, Filippo Inzaghi, mereka sudah jadi pelatih yang belum terlalu hebat. Masa Totti betah-betah amat jadi pemain sih. Kaga mau ganti profesi atau apa gitu.  
Kalian bilang jangan lupakan Buffon yang masih berlaga. Buffon jelas tak bisa dibandingkan dengan Totti. Secara posisi jelas berbeda. Buffon kiper; jarang lari, kerjaannya diam dekat gawang jika ada bola mendekat baru beraksi. Beda dengan posisi Totti gelandang serang istilah kerennya playmaker harus rajin wara-wiri kesana-kemari mengalirkan bola, tembak sana-sini. Kalo dah tua pasti ngos-ngosan kan. Toh mungkin bentar lagi juga Buffon akan mengikuti jejak Totti.
Sebenarnya setelah pensiun Totti mempunyai banyak pilihan untuk hidupnya. Mulai jadi staff club AS Roma yang sudah ia anggap rumah, atau mulai merintis jadi pelatih, kaya om Zidane yang sukses jadi pelatih. Totti juga bisa jadi model atau brand ambassador merek-merek wahid. Dengan tampangnya yang ganteng pasti bisalah lolos casting.    
Tottipun tak perlu risau dengan kondisi AS Roma selepas keputusan dia pensiun. Toh musim ini aja ada dia tetap aja AS Roma gagal juara, eh. Tapi tenang jangan marah, justru  ini saat yang tepat untuk kebangkitan AS Roma dengan para pemain mudanya. Ingat pesan Bapak Bangsa kita; “Beri aku 10 pemuda, niscaya akan kugancangkan dunia”.
Dengan gantung sepatunya Totti. Akan lebih banyak menit bermain yang bisa diberikan untuk  pemain muda. Dengan meningkatnya menit bermain tentu pengalaman mereka akan semakin terasah dan mungkin saja suatu bisa melampau Totti. Ini bisa jadi ladang amal yang baik untuk Totti karena telah merelakan posisi bermainnya untuk yang lebih membutuhkan.
Sudah saatnya pemain-pemain muda memimpin kawanan Srigala Ibukota untuk lebih ganas mengarungi serie A musin depan. Karena yang muda lebih nakal tapi banyak akal.
Totti memang pemain yang tak tergantikan dalam sejarah AS Roma.Tapi lebih penting lagi sebuah regenerasi yang bisa menghasilkan banyak Francesco Totti lainnya. Jadi mari ucapkan sayonara pada Francesco Totti yang telah menunjukan permainan indah dalam sepak bola.  

Sumber Foto : www.brila.net

 

Share your love
Rulfhi Alimudin
Rulfhi Alimudin

Pekerja teks komersial dan penggambar rumah. Berminat sejarah, sastra, sepakbola dan properti.

Articles: 164

Leave a Reply