Kopi Jujur, Secangkir Cerita Manis Pahit Kopi Asli Tanpa Campuran Essen

Pernahkah kamu mendengar Kopi Jujur atau Kopi Asli Tanpa Campuran Essen? Cari tahu selengkapnya di artikel ini.   

Seorang kawan tengah meracik kopi dari biji yang baru saja ia beli. “Ini enak loh, kopi dari Ciwidey, hasil roasting anyar di tempat kawan saya yang sudah pernah juara lomba kopi itu,” ujarnya. Tanpa mengiyakan, saya harus jujur kopi ini memang enak, satu hal yang menjadi indikator ialah wangi kopi ketika digiling benar-benar nendang hidung.

Hampir dua tahun ini saya menjadi lebih akrab dengan minuman berwarna hitam sedikit pahit dan ada manisnya gitu bernama kopi. Bertemu dengan para penikmat kopi membuat saya akhirnya terjerumus untuk berteman baik dengan minuman satu ini.
Saya mulai merasakan kopi asli itu rasanya seperti apa, bagaimana cara penyajian kopi yang benar agar citarasanya terjaga hingga sedikit demi sedikit belajar mengenai khazanah kopi seperti sejarahnya, jenisnya hingga budaya ngopi sejumlah daerah.   

Di sejumlah daerah Indonesia, kopi sudah menjadi bagian dari gaya hidup atau budaya. Dari berbagai informasi yang saya baca, dengar dan tonton, misalnya di daerah Sumatra khususnya Aceh dan Medan berjajar kedai kopi. Kedai kopi yang menyajikan kopi asli dengan penyajian tradisional, pasti kalian pernah melihatnya deh. Kedai kopi tersebut selalu ramai didatangi pengunjung setiap pagi dan sore hari. Kedai dan kopi telah media sosialiasi warga.  

Dari sana saya semakin penasaran tentang asal mula datangnya kopi ke Indonesia hingga bisa menjadi bagian dari gaya hidup seperti sekarang.

Masuknya Tanaman Kopi ke Indonesia

Sejarah mencatat bahwa kopi pertama kali masuk ke nusantara dibawa oleh kongsi dagang bernama VOC (Vereenigde oostindische Compagnie) pada tahun 1696. Kopi yang pertama dibawa itu berasal dari Malabar, India yang merupakan jenis arabika.
Kala itu orang-orang Belanda berusaha membudidayakan kopi di Batavia. Namun tidak berhasil karena satu dan lain hal seperti terkena banjir hingga tanaman kopi yang terkenan penyakit. Kendati begitu mereka tidak menyerah dan mendatangkan kembali bibit-bibit baru untuk dibudidayakan di luar Batavia seperti Sumatera, Sulawesi, Priangan (Jawa Barat) dan pulau-pulau lainnya.
Akhirnya budidaya tanaman kopi pun berhasil, menginjak tahun 1700-an kopi menjadi komoditas unggulan VOC. Terbukti dengan VOC berhasil memonopoli pasar kopi dunia pada kala itu. Bahkan kala itu Pulau Jawa menjadi sentra produksi kopi dunia, hingga muncul istilah populer untuk secangkir kopi yakni cup of Java.

Bangkrutnya VOC pada tahun 1799 dan diambil alih oleh pemerintah Belanda tidak membuat citra kopi luntur. Bahkan kopi termasuk komoditas yang kelak akan membuat pemerintah Belanda mendapatkan untung berlimpah pada era tanam paksa (cultur stelsel) pada tahun 1830.  

Tahun 1876, tananam kopi di nusantara terserang hama sehingga secara terpaksa pemerintah Belanda harus kembali mendatangkan benih kopi jenis baru, yakni liberika. Namun setali dua uang, nasibnya tak kunjung lebih baik. Kendati begitu pemerintah Belanda tak putus asa, pada tahun 1900, mereka kembali mendatangkan jenis kopi baru, yaitu Robusta. Kopi jenis ini lebih tahan terhadap hama dan perawatan yang lebih gampang. Sehingga lamban laun Robusta menggantikan Arabika terutama di perkebunan yang berada di ketinggian 1000 mdpl.

Jenis-Jenis Kopi

Dalam industri kopi dunia terdapat dua jenis kopi yang menjadi komoditas utama, yakni kopi Arabika dan kopi Robusta. Apa yang membedakan dua varietas ini dan mana yang paling disukai pasar, simak pemaparan di bawah ini!

Kopi Arabika

Kopi Arabika merupakan kopi yang berasal dari Ethiopia. Kopi jenis ini menguasai pangsa pasar setidaknya 70% produksi kopi dunia. Kopi ini memiliki karakteristik lebih datar dan lebih memanjang dibanding Robusta, kandungan kafeinnya lebih rendah dan terkenal memiliki aroma yang harum. Kopi jenis ini sangat baik tumbuh di ketinggian 610 sampai 1830 meter di atas permukaan laut dengan intensitas curah hujan sedang atau sekitar 60 inci setahun. Akan lebih ideal lagi kalau tumbuh di lembah nan curam. Namun secara kekuatan jenis ini rentan terkena penyakit dibanding Robusta maka dari itu perlu perawatan dan perhatian khusus dari petani. Kendati begitu hasil yang akan didapat oleh petani sebanding, pasalnya kopi ini memiliki harga relatif tinggi dan stabil

Kopi Robusta

Mayoritas kopi Robusta tumbuh di kawasan Afrika Tengah dan Barat, serta sebagian wilayah Asia Tenggara termasuk Indonesia. Kopi Robusta menyumbang 30% produksi kopi dunia, Biji kopi Robusta memiliki karakteristik lebih bulat dan besar, memiliki kadar kafein yang tinggi, dan memiliki aroma kurang harum. Kopi jenis ini banyak digunakan sebagai campuran kopi instan kemasan. Varietas ini sangat memumungkinkan tumbuh di dataran lebih rendah daripada kopi Arabika. Secara daya tahan pun jenis ini terbilang bandel dari penyakit. Sehingga lebih mudah untuk ditanam oleh petani.

Proses Kopi Menjadi Secangkir Teman Ngopi

Sebelum tertuang dalam sebuah cangkir, kopi melakukan perjalanan yang panjang dengan beragam tahapan yang harus dilaluinya. Semua berawal ketika masa panen kopi tiba, petani memetik buah kopi (cherry kopi) yang sudah matang. Kemudian buah kopi dipisahkan biji dan kulitnya. Pemisahan biji dengan kulitnya ini memiliki beragam metode seperti natural process, wet process, hingga semi washed.  

Setelah biji kopi terlepas dari kulitnya, maka biji kopi harus dijemur di terik matahari sampai kadar air yang telah ditentukan. Setelah itu, biji kopi atau green been akan melalui proses roasting (sangrai). Proses roasting inilah yang akan mengeluarkan karakter kopi tersebut, entah itu soal rasa, aroma dan sebagainya.  

Pasca di roasting, green bean baru bisa diolah oleh barisata menjadi secangkir minuman. Tentunya barista haruslah menggiling kopi terlebih dahulu lalu memutuhkan mengolahnya dengan alat dan menjadi apa sesuai dengan permintaan penikmat kopi.

Kopi Asli Tanpa Campuran Essen

Geliat kopi sedang ramai-ramainya, di sejumlah kota besar kedai kopi tumbuh bagai jamur di musim penghujan. Hal ini tentu seperti angin surga bagi para penikmat kopi, karena semakin banyak pilihan. Namun terkadang penikmat kopi menemukan kopi bohongan atau kopi yang memakai campuran essen.
Essen adalah bahan tambahan pada makanan dan minuman. Essen dibuat dari aroma bahan makanan, berbentuk cari tidak memiliki warna dan rasa. Memiliki fungsi sebagai penguat aroma pada makanan dan minuman.  
Kopi yang ditambahkan essen tidak dapat disebut kopi jujur. Itu hanyalah minuman berwarna hitam dengan aroma kopi. Dan kopi tersebut tidaklah memberikan manfaat sebagaimana kopi asli.  

Manfaat Kopi Asli Tanpa Campuran Essen

Kopi asli adalah minuman yang terbuat dari biji kopi yang tidak dicampur dengan bahan kimia lainnya. Minuman ini memiliki sejumlah manfaat bila kita rutin mengkonsumsinya, diantaranya:

Meningkatkan Stamina

Kopi asli dipercaya dapat menahan kantuk, benarkah demikian? Dalam tubuh kita terdapat sel Adenosin, yakni sel yang menyebabkan rasa ingin tidur. Kafein dalam secangkir kopi asli tanpa campuran essen berguna untuk membuat kamu segar lebih lama. Sebab akan memberik stimulus pada otak agar tidak mengantuk.  


Mencegah Kanker

Kopi asli tanpa campuran essen memiliki kandungan antioksidan yang bagi tubuh manusia, yakni bisa menekan resiko gejala kanker. Sejumlah penelitian menganjurkan untuk meminum kopi asli dua kali sehari.


Mengurangi Resiko Diabetes

Sejumlah penelitian dari para ahli telah membuktikan bahwa kopi asli dapat menurunkan resiko seseorang terkena diabetes sebesar 50%. Kandungan zat asam klorogenat dapat meningkatkan pembentukan insulin guna mencegah diabetes.


Mengurangi resiko Alzheimer

Alzheimer merupakan penyakit yang kebanyakan menyerang orang yang telah berusia 65 tahun ke atas. Dengan rutin meminum kopi asli dapat meningkatkan perlindungan terhadap penyakit yang berhubungan dengan degradasi fungsi saraf.
Tentu bagi penikmat kopi menikmati kopi terbaik adalah sebuah keharusan. Oleh karena itu kini terlah hadir inovasi guna menjaga kualitas kopi yang bernama kopi jujur.

Kopi Jujur atau Kopi Digital

Perkembangan teknologi dan internet telah membawa era baru dalam berbagai komoditas di dunia bisnis. Salah satunya ialah terhadap komoditas kopi yang kini mulai dikenal dengan adanya kopi jujur atau kopi digital. Apa itu kopi digital saya akan memulainya dari blockchain.

Apa itu Blockchain?  

Blockchain merupakan catatan transaksi digital berdasarkan formasinya, di mana catatan individu, yang disebut blok, dihubungkan dengan sebuah daftar yang disebut chain (rantai). Blockhain kerap dipakai dalam mencatat transaksi cryptocurrency, seperti Bitcoin, Waves, Ethereum dan sebagainya. Karakter penting dari blockhain adalah data yang tercatat tidak bisa dirubah, artinya tidak akan ada penguasaan terpusat.
Nah, itu merupakan pengertian secara umum apa itu blockchain, selanjutnya kita akan bahas mengenai Kopi Blockchain.


Apa Itu Kopi Blockchain?

Kopi Blockchain merupakan skema digitalisasi komoditas kopi memakai teknologi blockchain di Waves serta Ethereum Basis. Teknologi memungkinkan dilakuakan pencarian transaksi di Waves Exploree serta Etherscan. Keunggulan dari skema ini adalah terjadinya tranparansi (kopi jujur) lewat skema dari hulu ke hilir yang bisa dilacak untuk mengetahui kualitas kopi dengan skema blockchain.

Dengan skema ini akan memberikan tingkat kesejahteraan yang lebih baik bagi para petani. Pasalnya terjadi transparansi harga jual dari petani hingga ke konsumen. Dan kualitas kopi pun bisa terpantau, sehingga kopi blockchain adalah solusi ke depan bagi perindustrian kopi dunia.  

Share your love
Rulfhi Alimudin
Rulfhi Alimudin

Pekerja teks komersial dan penggambar rumah. Berminat sejarah, sastra, sepakbola dan properti.

Articles: 164

No comments yet

Leave a Reply